Dari sajak yang telah terlukis
Kusisipkan setumpuk arti yang berlapis
Pada jantung yang mendegup lasak
Selarik cita telah terbawa oleh harapan lanyak
Oleh bayang yang tak bisa tergapai
Terdapat ragam keluh kisah getis nan idiosi
Surrounding By Tale
wherever you are, many stories will always be on the trail
Jumat, 20 Maret 2020
Selasa, 17 Maret 2020
Waktu
Aku berlebihan. Ada saatnya kala itu aku begitu percaya denganmu, kala aku membagi seluruh ceritaku, membagi separuh belahan hatiku, membagi sebagian jiwaku untukmu. Kukira kamu akan menerimanya, namun sepertinya sekarang itu sudah layu dan usang.
Aku berlebihan. Aku begitu berharap aku dan kamu bisa terus bersama. Membagi tawa yang sama, membagi sedih yang mendera. Tetapi sepertinya hanya aku sendiri yang merasa seperti ini.
Aku berlebihan. Aku terlalu menyukaimu. Menyukai seribu kegiatan yang kita lakukan bersama. Menyukai jutaan pelangi yang tercipta karena kehadiranmu. Menyukai suara tawamu yang mengembang kala aku sedang bercerita sesuatu menyenangkan,
Aku berlebihan. Aku terlalu percaya waktu akan selalu bersahabat dengan kita. Aku terlalu percaya bahwa waktu menjadi tidak berguna untuk mengikis kebersamaan kita. Sayangnya, waktu mungkin terlalu sebal melihatku yang begitu berlebihan segala tentangmu. Hingga ia mulai berjalan lebih cepat, membuat kita hari demi hari semakin membangun banyak pagar penghambat.
Love ur self
Hanya karena tidak ada yang bilang suka padamu, bukan berarti semua benci padamu. Bukan berarti kamu tidak cantik, ataupun tidak cerdas. Itu hanya karena kamu belum bisa seutuhnya mencintai dirimu sendiri.
Before you expect other people to like you, you better like yourself first.
Omong-omong soal menyukai dan mencintai tidak selamanya itu digunakan untuk yang sedang booming, untuk ke lawan jenis. Bahkan untuk sepeser debu pun kamu tetap bisa menggunakan kata-kata itu.Menyukai ataupun mencintai itu luas. Seluas hamparan tata surya, sedalam cangkokan samudera, semegah permadani langit. Sayangnya sekarang, untuk kata-kata itu terlalu dibatasi oleh ekspektasi.
Mimpi
A dream is a wish your heart makes
When you’re fast asleep
Nyatanya tanpa kamu tahu, aku selalu bermimpi tentangmu. Mengharap aku bisa menggapaimu yang jauh di angkasa sana. Kamu adalah mimpi indahku, setiap waktu bahkan hingga kantuk memeluk setiap harinya.
In dreams you will lose your heartaches,
whatever you wish for you keep
Kutanya, mimpi yang mana? Setiap aku berharap agar kita terus bersama, agar kamu tetap menjadi mimpi indahku nyatanya tetap saja membuat hati ini terkoyak. Aku, sang pemimpi tetap tahu diri untuk terbangun, karena ada saatnya mimpi indah yang begitu kita harapkan malah terputus di tengah jalan.
Ombak menggelayut manja diatas lautan
Embun enggan melepas hijau di dedaunan
Awan sibuk bergelantungan di langit berlian
Putih tak pernah lepas dari sang melati
Dunia ini, alam semesta ini
Berpusat pada kerinduan tak terbendung
Rindu yang membelenggu bayang kehidupan
Rindu yang tak ingin melepas diri
Bagai aku di bawah tanah, kamu di angkasa
Terlalu banyak jarak hingga aku merindumu
Bagai aku sebuah cacing, kamu sebuah bintang
Terlalu jauh ku gapai hingga aku terlilit rindu pilu ini
Bagai hujan dingin merindukan musim semi yang hangat,
Aku merindumu sampai tercekat harmoni pekat
Tawamu, tangismu, segalanya tentangmu
Pergi
Kamu harus tahu bahwa ketika kamu melakukan sesuatu seharusnya kamu sudah memikirkan resikonya, iya kan? Tetapi ada banyak hal yang kamu lakukan, terus lakukan, padahal kamu tahu itu hanya sia-sia.
Aku tahu itu hak mu untuk melakukan segala sesuatu tentang hidupmu. Tapi masih ada banyak hal yang bisa kamu lakukan selain melakukan hal yang sia-sia. Kamu harus bahagia, kamu harus damai. Kamu harus berhenti melakukan sesuatu yang tidak pasti, yang membuat hatimu patah terluka.
Tentang Fajar dan Cakrawala #1
Aku masih mengingat dengan jelas sorot yang dihasilkan mata itu kala senja pamer dengan kuasanya di langit lepas.
Mata itu, bola matanya lebih lekat. Kuingat betul sorotannya begitu tajam dan mengintimidasi. Seperti sorot dari bola mata yang memicing membenci matahari.
“Kamu kenapa sih, tidak suka sama matahari waktu senja?” Tanyaku begitu ia mengeluh senja lama sekali berlangsung, ia sibuk bertanya-tanya mengapa sang surya tidak cepat tenggelam.
“Soalnya aku fajar, la. Kamu cakrawala. Jadi aku sukanya sunrise.” Begitu katanya. Aku tahu itu hanya gurauan konyol.
Mata itu, bola matanya lebih lekat. Kuingat betul sorotannya begitu tajam dan mengintimidasi. Seperti sorot dari bola mata yang memicing membenci matahari.
“Kamu kenapa sih, tidak suka sama matahari waktu senja?” Tanyaku begitu ia mengeluh senja lama sekali berlangsung, ia sibuk bertanya-tanya mengapa sang surya tidak cepat tenggelam.
“Soalnya aku fajar, la. Kamu cakrawala. Jadi aku sukanya sunrise.” Begitu katanya. Aku tahu itu hanya gurauan konyol.
Semestaku
Malam bergelora, berkata bahwa bulan dan bintangnya adalah yang paling gemerlapan.
Siang memicingkan mata, mengelak dan berkata bahwa mataharinya lah yang paling bersinar.
Sore bertaruh, senja dan cakrawalanya adalah yang paling indah dipandang bagi setiap manik mata yang melihat.
Pagi diam, menebar embun, menebar kedamaian, kemudian membanggakan embunnya yang menyejukkan itu lah yang paling dinantikan.
Semesta terkekeh, ia diam. Ia tahu ia tidak harus saling membanggakan apa yang dipunya untuk membuktikan ia indah. Karena seluruh malam, senja, siang, dan pagi ada dalam dekapannya.
Kamu –semestaku, kamu diam. Kamu tidak perlu menjadi manusia sempurna dengan segala keahlian dan prestasimu, karena kamu sudah bisa memikatku dalam satu bingkai senyum yang selalu kamu beri padaku setiap pagi sambil menebar keramahan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sektet; Harapan
Dari sajak yang telah terlukis Kusisipkan setumpuk arti yang berlapis Pada jantung yang mendegup lasak Selarik cita telah terbawa oleh ha...