Selasa, 17 Maret 2020

Semestaku

Malam bergelora, berkata bahwa bulan dan bintangnya adalah yang paling gemerlapan.
Siang memicingkan mata, mengelak dan berkata bahwa mataharinya lah yang paling bersinar.
Sore bertaruh, senja dan cakrawalanya adalah yang paling indah dipandang bagi setiap manik mata yang melihat.
Pagi diam, menebar embun, menebar kedamaian, kemudian membanggakan embunnya yang menyejukkan itu lah yang paling dinantikan.
Semesta terkekeh, ia diam. Ia tahu ia tidak harus saling membanggakan apa yang dipunya untuk membuktikan ia indah. Karena seluruh malam, senja, siang, dan pagi ada dalam dekapannya.
Kamu –semestaku, kamu diam. Kamu tidak perlu menjadi manusia sempurna dengan segala keahlian dan prestasimu, karena kamu sudah bisa memikatku dalam satu bingkai senyum yang selalu kamu beri padaku setiap pagi sambil menebar keramahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sektet; Harapan

Dari sajak yang telah terlukis Kusisipkan setumpuk arti yang berlapis Pada jantung yang mendegup lasak Selarik cita telah terbawa oleh ha...